Penggunaan kamera video untuk memancarkan sinyal ke tempat tertentu, pada perangkat monitor terbatas. Perbedaannya dengan televisi siaran biasa terletak pada sinyal yang tidak dipancarkan secara terbuka, meskipun mungkin menggunakan koneksi nirkabel titik ke titik (P2P), titik ke aneka-titik, atau jala. Meskipun hampir semua kamera video sesuai dengan definisi ini, istilah ini paling sering diterapkan untuk menyebut kamera video untuk kepentingan pengawasan di area-area yang mungkin memerlukan pemantauan seperti bank, kasino, bandara, instalasi militer, dan toko 24 jam. Videoteleponi jarang disebut "CCTV" tetapi penggunaan video sebagai perangkat penting untuk keperluan pendidikan jarak jauh sering disebut dengan istilah itu.

Di pabrik-pabrik industri, peralatan CCTV dapat digunakan untuk mengamati beberapa bagian dari sebuah proses dari ruang kontrol pusat, misalnya untuk mengamati lingkungan yang tidak cocok bagi manusia. Sistem CCTV dapat beroperasi terus-menerus atau hanya sebagaimana diperlukan untuk memantau peristiwa tertentu. Bentuk yang lebih maju dari CCTV, yang memanfaatkan perekam video digital (DVR), mampu menyediakan rekaman sampai jangka waktu bertahun-tahun, dengan berbagai kualitas dan kinerja pilihan dan fitur-fitur tambahan (seperti deteksi-gerakan dan pemberitahuan surel). Belakangan ini, kamera-kamera CCTV berbasis IP yang didesentralisir, beberapa dilengkapi dengan sensor-sensor megapiksel, menyokong rekaman langsung ke perangkat penyimpanan yang melekat pada jaringan, atau blitz internal untuk operasi mandiri. Pengawasan publik dengan menggunakan CCTV secara khusus lazim dipakai di banyak wilayah di seluruh dunia termasuk Inggris, dimana dilaporkan ada lebih banyak kamera per orang dibanding negara lain manapun di dunia. Baik di Inggris maupun di tempat lain, penggunaan kamera pengawasan yang terus meningkat telah memicu perdebatan tentang keamanan versus privasi.